Selain kemajuan teknologi secara global, kondisi ekonomi di tengah pandemi Covid-19 memaksa setiap lini bisnis untuk bertransformasi ke dunia digital. Tidak terkecuali untuk lembaga penyedia jasa keuangan seperti Bank BRI. Ditambah lagi dengan pemberlakukan physical distancing atau Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Platform digital menjadi pilihan utama untuk tetap melakukan kegiatan ekonomi sehari-hari.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Menurut Kaspar Situmorang, EVP Digital Center of Excellence Bank BRI, BRI telah memanjakan nasabahnya dengan beragam layanan digital sejak 2017 (Liputan6.com, 28/06/2020).
Kaspar menambahkan bahwa sebagai bank yang tersebar di seluruh negeri, Bank BRI memiliki operational risk dan operational cost yang cukup tinggi. Sehingga untuk menekan risiko yang bisa terjadi, BRI menerapkan transformasi digital yang matang.
Ada tiga kerangka dalam aktivitas digital, yaitu eksploitasi, eksplorasi, dan business model.
Eksploitasi menyasar kegiatan inti. Proses bisnis fisik yang memiliki risiko digantikan oleh digital process dengan ketepatan dan produktivitas yang lebih tinggi. Output dari tahapan ini adalah BRI Link, Agen BRILink, dan BRI MObile.
Tahapan ekplorasi menggarap ekosistem di luar core business, fitur ini terintegrasi dengan seluruh layanan Bank BRI. Produknya seperti BRIapi, BRIMOLA, dan IndonesiaMall.
Sedangkan kerangka business model merumuskan pelayanan digital baru yang belum pernah ada sebelumnya, seperti digital lending berwujud aplikasi Pinang dan Ceria.
Tujuan dari penyediaan seluruh layanan digital ini adalah untuk menciptakan efisiensi. Proses pelayanan bank yang biasanya berlangsung secara tatap muka dan tidak praktis, bisa diselesaikan dengan hemat, singkat, dan akurat.