Terkait dengan terjadinya fenomena global resesi Amerika Serikat, salah satu negara yang bisa ikut terdampak resesi adalah Indonesia.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Selain itu, peristiwa global lain yang bisa turut mempengaruhi ekonomi Indonesia adalah penurunan pertumbuhan ekonomi China dan tensi geopolitik Rusia-Ukraina.
Sri Mulyani, Menteri Keuangan RI, menjelaskan bahwa perang di Eropa bisa menyebabkan krisis pangan dan energi ke seluruh dunia.
Hal ini bisa terjadi karena Rusia merupakan salah satu produsen energi terbesar di dunia.
Selain itu, Rusia dan Ukraina adalah produsen pangan dan pupuk terbesar.
Sehingga, resesi adalah hal nyata yang bisa saja terjadi di Indonesia, ditambah lagi inflasi di beberapa negara sedang melonjak tinggi.
Inflasi tinggi yang sedang terjadi di AS, Eropa, dan Inggris memaksa bank sentral masing-masing negara untuk mengetatkan likuiditas.
Kenaikan suku bunga dan likuiditas bisa menghadirkan pelemahan ekonomi global, salah satu yang terlihat ialah terjadinya resesi Amerika Serikat.
Secara teori, AS sudah mengalami resesi karena mencatatkan pertumbuhan negatif selama dua kuartal berturut-turut pada tahun yang sama.
Hal itu terjadi pada PDB AS di kuartal I/2022 (negatif 0,9% year-on-year) dan II/2022 (negatif 0,9% year-on-year).
Meski kondisinya lebih baik, pertumbuhan ekonomi China juga mengalami tanda tanya karena mengalami penurunan pada kuartal II/2022 sebesar negatif 0,4%.
Resesi Amerika Serikat dan penurunan ekonomi China berpengaruh bagi kita karena mereka adalah negara-negara tujuan ekspor Indonesia.
Maka dari itu, ancaman resesi adalah nyata sehingga Sri Mulyani meminta masyarakat untuk bersiap menghadapi berbagai kemungkinan.
Artikel menarik lainnya:
Apa itu Resesi dan Dampaknya Terhadap Negara dan Masyarakat