Bank BRI bertekad untuk menjadi first runner dalam pengembangan green economy atau ekonomi hijau pada level perbankan kawasan Asia Pasifik.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Ahmad Solichin Lutfiyanto, Direktur Kepatuhan BRI, menjelaskan bahwa perseroan mendukung penerapan taksonomi hijau dan keuangan berkelanjutan.
Sebagai salah satu first mover on sustainable banking di Indonesia, BRI pertama kali menerbitkan green bonds senilai US$500 juta dan oversubscribed hampir lima kali.
Ahmad melanjutkan bahwa untuk mencari pembiayaan murah untuk funding, perseroan harus semakin banyak bergerak di segmen green economy.
BRI kini sudah masuk ke dalam Indeks SRI-Kehati, sehingga perseroan memiliki dua target dalam konteks ekonomi hijau.
Pertama, Bank BRI menjadikan Bursa Efek Indonesia sebagai parameter kinerja perseroan dan memang ada opportunity untuk jadi terbaik disana.
Kedua, BRI ingin melakukan ekspansi bisnis dan masuk ke kawasan Asean yang saat ini didominasi oleh Korea.
Bank-bank Korea memang memiliki kekuatan green economy di area Asia Tenggara.
Saat ini, BRI menggunakan Dow Jones Sustainability Index (DJSI) dalam menilai kinerja perusahaan.
Langkah ini diambil agar BRI bisa menjadi perwakilan Indonesia dalam bidang green economy pada level perbankan Asia Pasifik.
Perubahan jargon dari first mover menjadi first runner merupakan upaya tambahan BRI untuk mewujudkan tekad tersebut.
Green economy atau ekonomi hijau sendiri adalah kegiatan ekonomi yang fokus dalam sustainable development dengan mengurangi aktivitas pengrusakan lingkungan.
Kegiatan ekonomi hijau tidak menghasilkan emisi karbondioksida, hemat sumber daya alam, dan berkeadilan sosial.
Artikel menarik lainnya:
IHSG 18 Agustus 2021 Selamat Berkat Saham Bluechip
Peran BRI Dalam Membantu Pemulihan Ekonomi Nasional
Lampaui Target, Bank BRI Kucurkan Kredit PEN Rp 39,96 Triliun