BRI mencatat perkembangan penerapan open banking melalui Application Program Interface (API) yang mencapai Rp 30 triliun sepanjang Januari-September 2020.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Melihat progres yang sudah tercapai, maka Bank BRI menargetkan transaksi senilai Rp 40 triliun hingga akhir tahun 2020.
Indra Utoyo, Direktur Digital dan Teknologi Informasi Bank BRI, menyatakan perkembangan bisnis API menjadi komponen penting dalam transformasi digital di BRI (Kontan, 23/10/2020).
Bank BRI sudah memiliki berbagai layanan yang terkoneksi dengan BRIAPI, seperti fund transfer, direct debit, virtual account, BRIZZI, dan Ceria.
Perseroan juga sudah menjalin kerja sama dengan banyak mitra untuk menjalankan layanan API.
Para mitra tersebut bergerak di beragam lini, mulai dari perusahaan ride hailing, e-commerce, fintech, hingga sekolah.
Beberapa perusahaan fintech yang sudah bergabung adalah Investree, Dana, LinkAja, dan OVO.
Indra menegaskan bahwa meski sudah memiliki 25 API yang dipublikasikan di BRIAPI, pihaknya masih terus melakukan pengembangan untuk layanan lainnya.
Sepanjang tahun 2020 ini BRI API sudah menyumbangkan fee based income (FBI) sebesar Rp 20 miliar ke Bank BRI.
Ke depannya, bisnis API dinilai masih dapat terus berkembang dan memberi kontribusi yang signifikan ke pendapatan BRI.
Konsep open banking masih menjadi hal baru di Indonesia, tetapi BRI sudah melakukan persiapan sejak 2018.
Menurut Indra, pihaknya masih perlu melakukan edukasi pasar bahwa kolaborasi antara API dan perbankan akan mempermudah kebutuhan nasabah.
Sementara itu, Indra menitikberatkan perihal cyber security yang menjadi prioritas utama untuk aspek keamanan.
BRI sendiri menjadi bank pertama dengan standar API ISO 27001 untuk periode tahun 2018-2020.
Artikel menarik lainnya:
BRI Sudah Salurkan KUR Rp 90,1 Triliun ke UMKM