Bank Rakyat Indonesia tercatat telah menyelesaikan pengajuan penebusan aksi korporasi right issue BRI menjadi saham pada 22 September 2021 lalu.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Hasil dari aksi korporasi tersebut adalah BRI mampu mengumpulkan dana segar dari investor sebanyak Rp 41 triliun.
Kartika Wirjoatmodjo, Wakil Menteri BUMN, menyatakan bahwa secara total perseroan meraup dana right issue BBRI sebanyak Rp 96 triliun (Kompas, 29/09/2021).
Adapun total dana tersebut sudah mencakup dana pemerintah dan investor umum.
Informasi disampaikan oleh Kartika dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI pada Senin, 27 September 2021.
Pemerintah sendiri telah melakukan eksekusi 16,1 miliar Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) pada 13 September lalu.
Aktivitas tersebut dilakukan melalui inbreng saham Pegadaian dan Permodalan Nasional Madani (PNM) senilai Rp 54,77 triliun.
Kartika mengungkapkan bahwa right issue BRI adalah aksi korporasi terbesar di Asia Tenggara, bahkan menjadi kelima terbesar di Asia.
Kondisi ini menunjukkan bahwa pasar modal Indonesia memiliki potensi besar dan sangat dilirik publik meski sedang berada di masa pandemi Covid-19.
Market Indonesia diperkirakan akan terus tumbuh positif, terlebih lagi kini Bank BRI menerapkan konsep ultra mikro.
Dampak positif dari right issue BBRI harga tinggi ialah rasio kecukupan modal perseroan menjadi lebih dari 22 persen.
Sehingga, Bank BRI memiliki cukup ruang untuk tumbuh semakin agresif di masa depan.
Right issue BRI sangat ditunggu oleh para investor saham karena merupakan angin segar bagi pasar modal Indonesia.
Artikel menarik lainnya:
70% Dana Rights Issue BRI untuk Pembiayaan UMKM