Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dipercaya dapat mendorong kebangkitan para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di masa pandemi Covid-19.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Iskandar Simorangkir, Deputi Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian, mengakui bahwa pandemi membuat perlambatan pertumbuhan ekonomi (Republika, 06/07/2021).
Adapun permintaan KUR sudah mendekati kondisi normal, dimana tercatat permintaan KUR dalam 5 bulan terakhir mencapai Rp 113 triliun.
Berarti permintaan KUR mencapai Rp 20 triliun/bulan yang berarti sudah sama dengan rate pada masa normal.
Untuk mendorong perbaikan UMKM, pemerintah memperpanjang tambahan subsidi bunga KUR 3 persen sampai akhir Desember 2021.
Dengan kebijakan ini, berarti nasabah KUR hanya perlu membayar bunga sebesar 3 persen.
Selain itu, pemerintah memberlakukan perpanjangan subsidi bunga 1,5 persen untuk kredit senilai Rp 500 juta hingga Rp 10 miliar.
Iskandar meyakini bahwa UMKM dapat berkembang lebih cepat menyusul adanya kemudahan pendirian UMKM dan pengalokasian fasilitas UMKM.
Terkait dengan keberlangsungan UMKM, Bank BRI akan menaikkan porsi kredit UMKM hingga 85 persen pada akhir tahun.
Ekonom INDEF Rusli Abdullah berpendapat bahwa perbankan memang perlu lebih banyak menyalurkan KUR UMKM, terutama di pasar ekonomi digital.
Penyaluran kredit harus dilengkapi dengan pendampingan e-commerce dan digital marketing, contohnya memberi pelatihan cara foto yang bagus.
Bank BRI telah menyalurkan kredit sebesar Rp 914,91 triliun pada kuartal I/2021.
Penopang utama kredit BRI adalah KUR UMKM mikro sebesar Rp 360,03 triliun atau tumbuh 12,43 persen year on year.
Artikel menarik lainnya:
Syarat dan Cara Mendaftar KUR BRI 50 Juta
Transaksi Online BRI Melonjak Hampir 100 Persen Selama Pandemi