
Bank BRI menjalin kerja sama dengan operator seluler untuk merancang sistem peringatan dalam pencegahan kejahatan siber yang menyasar identitas nasabah.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Salah satu kejahatan siber yang bisa terjadi adalah pergantian nomor kartu nasabah atau dikenal dengan SIM (Subscriber Identification Module) swap.
Muharto, Chief Information Security Officer (CISO) Bank BRI, mengakui bahwa SIM swap merupakan momok bagi perbankan karena tergolong sulit dikontrol (Bisnis, 11/10/2020).
Pelaku kejahatan akan menggunakan kartu SIM nasabah yang sudah tidak dipakai untuk bertransaksi.
SIM swab bisa terjadi karena nasabah memakai layanan perbankan berbasis pesan singkat (SMS) ke nomor SIM.
Upaya pencegahan SIM swap ini perlu melibatkan pihak ketiga, yakni operator seluler.
Oleh karena itu, kerja sama dengan operator seluler penerbit kartu SIM menjadi hal esensial bagi Bank BRI.
Melalui kesepakatan ini, pihak operator seluler akan mengirim notifikasi kepada bank jika ada tanda-tanda penggunaan kartu yang sudah tidak terpakai.
Sehingga, Bank BRI bisa memblokir nomor bersangkutan dari transaksi perbankan.
Muharto mengungkapkan bahwa untuk saat ini pihaknya sedang mencanangkan kerja sama dengan Telkomsel dan akan berlanjut ke operator seluler lain.
Selain SIM swap, Bank BRI harus mewaspadai sejumlah kejahatan siber lain yang mungkin terjadi.
Salah satunya adalah ancaman malware yang semakin meningkat seiring dengan perkembangan teknologi digital.
Selain itu, ada ancaman skimming dan fishing yang akan mengirim email ke nasabah secara acak.
BRI terus mengadopsi teknologi terbaru untuk menyikapi kejahatan siber, salah satunya dengan mengamankan mesin ATM agar tidak terpasang alat skimming.
Artikel menarik lainnya:
Bappenas Manfaatkan Data BRI-PLN Untuk Perencanaan