Dalam rangka untuk memulihkan ekonomi nasional, Bank BRI mendapat tambahan penempatan dana dari pemerintah sebanyak Rp 5 triliun pada 25 September 2020.
Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan Bank BRI, mengatakan bahwa perseroan telah mengembalikan deposito pemerintah sebanyak Rp 10 triliun pada 25 September 2020 (Bisnis, 03/10/2020).
Dari penempatan dana tersebut, Bank BRI mendapat tugas untuk menyalurkan kredit senilai Rp 30 triliun.
Sehingga, nominalnya menjadi tiga kali lipat dari nilai penempatan dana.
Setelah melakukan evaluasi, pemerintah kembali menempatkan deposito senilai Rp 15 triliun sejak 25 September 2020 hingga 13 Januari 2021.
Dari penempatan deposito itu, selain memperpanjang penempatan Rp 10 triliun, pemerintah juga menambahkan Rp 5 triliun di Bank BRI.
Haru menambahkan bahwa penempatan dana pemerintah adalah salah satu bentuk dukungan negara untuk meningkatkan kepercayaan pada industri bank.
Langkah ini diambil untuk mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dalam bentuk penyaluran kredit ke UMKM.
Andin Hadiyanto, Dirjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan, menjelaskan bahwa pemerintah memiliki alasan untuk melakukan keputusan ini.
Pemerintah menilai kinerja anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) tahap pertama mampu me-leverage dana hingga Rp 126,18 triliun.
Bank Himbara sudah mampu memberi modal usaha kepada lebih dari 1661 juta debitur UMKM dan non-UMKM.
Bank Himbara, Bank BPD dan Bank Syariah menyampaikan proposal bisnis mengenai kredit yang sangat diperlukan oleh dunia usaha saat ini.
Kondisi ini juga selaras dengan data BPS dan OJK yang menunjukkan dunia usaha masih butuh kredit untuk menggerakkan perekonomian.
Jika sebelumnya Bank Himbara mendapat bunga 3,42% untuk penempatan pertama, maka pada penempatan kedua bunganya sebesar 2,84%.
Bunga tersebut juga berlaku untuk Bank BPD dan Bank Syariah lain yang mendapatkan dana serupa.
Artikel menarik lainnya:
Â
Berkat Kupedes Bangkit dari BRI, Pelaku UMKM di Lampung Buka Bisnis Baru
Lampaui Target, Bank BRI Kucurkan Kredit PEN Rp 39,96 Triliun
