Perbankan, seperti Bank BRI, dan perusahaan teknologi finansial (fintech) saat ini berperan besar dalam meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Oleh karena itu, keduanya perlu menciptakan kolaborasi yang saling mengisi di dalam sebuah ekosistem keuangan, bukan malah bersaing.
Sunarso, Direktur Utama Bank BRI, menyampaikan pendapat ini dalam diskusi berjudul Digitalisasi Pengelolaan Keuangan Menuju Inklusi Keuangan: Peluang dan Tantangan (Cnbcindonesia, 03/10/2020).
Untuk kasus BRI, salah satu contoh kerjasama dengan pihak fintech adalah terkait dengan pembiayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Seperti pada umumnya, pembiayaan UMKM tentu membutuhkan tahap penilaian kelayakan kredit (credit scoring).
Namun, kondisi pandemi Covid-19 tentu memaksa layanan keuangan konvensional untuk beradaptasi dengan memindahkan sistem kerja ke ranah digital.
Oleh karena itu, bantuan dari perusahaan fintech bisa membantu perseroan dalam penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) secara lebih cepat.
Kolaborasi ini akan menghasilkan proses pembiayaan yang mudah, murah, dan aman.
Bank BRI sendiri telah melakukan restrukturisasi terhadap 2,9 juta debitur dengan total pinjaman senilai Rp 191,50 triliun hingga September 2020.
Adapun mayoritas restrukturisasi sebesar 87,10% dinikmati oleh debitur UMKM.
Selain restrukturisasi, Bank BRI menerima penempatan dana pemerintah sebesar Rp 10 triliun untuk program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Dengan dana tersebut, Bank BRI telah menyalurkan pembiayaan lebih dari Rp 30 triliun kepada 695 debitur yang terdampak pandemi.
Melihat perputaran transaksi yang masih kencang meski di tengah pandemi, maka BRI melihat pentingnya kolaborasi dengan perusahaan fintech.
Artikel menarik lainnya:
Adaptasi Pandemi, BRI Luncurkan 6 Produk Fintech Dalam Dua Bulan
4 Faktor Kerja Sama BRI Agro dengan Fintech Investree dan Fabelio