Bank BRI mencatatkan pendapatan non-bunga atau fee based income senilai Rp 7,46 triliun di akhir semester I 2020, yang berarti naik 18,59% secara tahunan.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Handayani, Direktur Konsumer Bank BRI, menyatakan bahwa sejak Maret 2020, bisnis transaksi perseroan mengalami peningkatan selama masa pandemi Covid-19 (Bisnis, 22/08/2020).
Handayani menegaskan performa transaksi digital ini sanggup meningkatkan pendapatan Bank BRI pada paruh pertama tahun 2020.
Oleh karena itu, wajar jika perseroan bersikap optimis untuk dapat menjaga pertumbuhan transaksi hingga akhir tahun ini.
Adapun pemasukan fee based income banyak disumbangkan oleh transaksi e-channel, e-banking, dan BRILink.
Secara lebih spesifik, peningkatan transaksi dari e-channel mencapai 61,48% secara tahunan, dengan porsi terbesar disumbangkan oleh aplikasi BRImo yang meningkat drastis di angka 123,8%.
Bank BRI juga mencetak pertumbuhan transaksi agen BRILink di angka 33,34% yang menunjukkan kesiapan adoption of technology milik Bank BRI.
Di masa pandemi dengan segala kebijakan pembatasan aktivitas fisiknya, model layanan seperti ini memang akan mempercepat pertumbuhan.
Sedangkan untuk penyaluran kredit, yang merupakan lini bisnis utama Bank BRI, masih mengalami tekanan dan beban bunga yang relatif stagnan.
Perseroan mencatat pendapatan bunga senilai Rp 54 triliun per akhir semester I 2020, sedikit turun dari periode yang sama tahun lalu di angka Rp 57 triliun.
Semua kondisi ini menghasilkan laba bersih Bank BRI senilai Rp 10,2 triliun, atau menurun jika dibandingkan semester I 2019 yang bernilai Rp 16,16 triliun.
Artikel menarik lainnya:
Wealth Management BRI Hampir Menyentuh Rp 130 T di Masa Pandemi
Bank BRI Sudah Salurkan Kredit UMKM Rp 28,7 Triliun per Agustus 2020
Bank BRI Telah Salurkan Bantuan Rp 106,9 Miliar Selama Pandemi