Bank BRI mendukung program pengembangan pasar uang sejalan dengan penerapan Blueprint Pengembangan Pasar Uang (BPPU) 2025 dari Bank Indonesia (BI).
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Pengembangan pasar uang sendiri bertujuan untuk mengimbangi laju global, meningkatkan tren digitalisasi transaksi, dan inovasi keuangan yang terus berkembang.
Untuk mencapai tujuan itu, perseroan menetapkan beberapa strategi, yakni perbaikan infrastruktur tresuri BRI dan partisipasi aktif dalam pengembangan pasar repo.
Adapun strategi ketiga adalah meningkatkan transaksi Domestic Non Deliverable Forward (DNDF) sebagai sarana transmisi kebijakan moneter dari Bank Indonesia.
Catur Budi Harto, Wakil Direktur Utama BRI, menyatakan bahwa partisipasi aktif BRI dalam pengembangan pasar uang adalah bentuk komitmen dalam mengoptimalkan pendapatan (Cnbcindonesa, 04/07/2021).
BRI telah melakukan shifting transaksi pasar uang dari transaksi Non Collateralized (PUAB) ke transaksi repo.
Sepanjang 2021 saja transaksi repo BRI tercatat berada di angka Rp 22,6 T atau tumbuh 114,63% secara YoY.
Agar dapat mewujudkan pasar repo yang likuid, Bank BRI terus berupaya untuk memperluas cakupan counterparty transaksi repo.
Peningkatan basis counterparty transaksi repo BRI diwujudkan dalam penandatanganan GMRA sebagai dasar transaksi repo.
Perseroan aktif melakukan sosialisasi dan menjalin kerja sama bersama pelaku pasar di Indonesia sebagai partner dalam transaksi pasar uang.
Sedangkan untuk pengembangan pasar uang melalui instrumen DNDF, BRI terus meningkatkan transaksi DNDF dengan nasabah dan interbank.
Adapun volume transaksi Bank DNDF BRI pada kuartal I/2021 tercatat sebesar USD 570 juta atau tumbuh 136% secara YoY.
Pengembangan transaksi DNDF diharapkan dapat memperkuat nilai tukar rupiah.
Artikel menarik lainnya:
BRI Paparkan Strategi Pengembangan UMKM di Forum PBB