Bank BRI optimis mampu menjaga performa meski ada penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) kedua di Provinsi DKI Jakarta.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan Bank BRI, mengungkapkan secara umum perbankan lebih siap menghadapi PSBB kedua karena memiliki pengalaman PSBB sebelumnya (Bisnis, 12/09/2020).
Adapun kesiapan yang dimaksud meliputi infrastruktur seperti sistem, regulasi internal, skema, produk untuk nasabah, inisiatif digital, dan protokol kesehatan.
Sejauh ini, berbagai program pemulihan ekonomi nasional sudah cukup lengkap.
Beberapa implementasinya sedang terus diakselerasi, seperti subsidi bunga UMKM, penjaminan kredit UMKM dan korporasi, Bantuan Presiden (Banpres) produktif, dan bantuan sosial.
Selain itu, program restrukturisasi kredit dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga membantu nasabah dan pihak perbankan dalam menjaga kualitas kredit.
Bank BRI sendiri belum berencana meninjau ulang target bisnis perseroan sampai akhir tahun ini, meski PSBB kedua akan diterapkan mulai 14 September 2020.
Aestika Oryza Gunarto, Corporate Secretary Bank BRI, menyatakan pihaknya optimis penyaluran kredit mampu tumbuh di angka 5 persen hingga akhir tahun.
Meskipun begitu, pertumbuhan kredit Bank BRI akan tetap dilakukan secara selektif dan hati-hati.
Sebelumnya, Bank BRI merevisi target pertumbuhan tahun ini di angka 4-5 persen, menurun dari target semula di 8-10 persen.
Bank BRI melakukan revisi tersebut sebagai respon terhadap pandemi Covid-19 yang mempengaruhi kondisi ekonomi.
Aestika mengatakan selama ini perseroan mengambil debitur yang memiliki prospek baik, terutama debitur di sektor mikro karena pertumbuhannya relatif lebih tinggi.
Artikel menarik lainnya:
Bank BRI Catat Peningkatan Permintaan Kredit Sektor Pariwisata
1,1 Juta UMKM Sudah Go Digital Sejak Gerakan Bangga Buatan Indonesia Bergulir