Menyikapi tren digitalisasi yang menggerus fungsionalitas kantor cabang, Bank BRI akan mengoptimalkan agen BRILink untuk ekspansi jaringan secara fisik.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Pandemi Covid-19 telah mengubah cara nasabah dalam melakukan transaksi keuangan.
Sepanjang semester I 2020 saja Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat dunia perbankan Indonesia telah mengurangi 132 kantor.
Dalam periode yang sama, Bank BRI sendiri telah menutup 49 kantor cabang.
Bank BRI mencatat 12 persen dari seluruh transaksi offline para nasabah terjadi di kantor cabang.
Aestika Oryza Gunarto, Sekretaris Perusahaan BRI, mengungkapkan bahwa jumlah transaksi di kanal digital terus meningkat dari tahun ke tahun (Republika, 09/01/2021)
Sehingga, Bank BRI menggunakan 430 ribu agen BRILink yang ada untuk memperluas jaringan di kuartal III 2020.
Selain lewat agen BRILink, BRI juga berupaya mengembangkan infrastruktur digital untuk menjaring nasabah.
BRI mengalami peningkatan transaksi e-channel BRImo (mobile) sebesar 901,1 persen dan internet banking sebesar 120,4 persen di kuartal III 2020.
Meski terjadi peningkatan transaksi digital, tetapi Aestika mengaku keberadaan kantor cabang masih tetap dibutuhkan.
Dia menyatakan perpaduan pelayanan fisik dan digital tetap diperlukan untuk memenuhi karakter nasabah Indonesia.
Bank BRI menambah alokasi anggaran demi meningkatkan kualitas jasa layanan digital banking BRI.
Perseroan telah menelurkan banyak inisiatif digital untuk menjawab kebutuhan pasar, diantaranya adalah Super Apps BRImo, BRISpot, dan BRI Digital Saving.
Selain itu, kehadiran agen BRILink menjadi penting mengingat BRI tetap perlu melayani nasabahnya yang tinggal jauh dari kota besar.
Artikel menarik lainnya:
Kartu Tani Memudahkan Petani Akses Pupuk Bersubsidi Melalui Agen BRILink
Cara Bayar Asuransi Manulife di BRILink Mobile dan EDC Melalui Agen BRILink