Anda yang senang mengulik desain grafis atau menguasai skill tersebut untuk bekerja barangkali familiar dengan Canva Pro.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Dalam waktu sepuluh tahun, Canva menjelma sebagai salah satu perusahaan unicorn dengan valuasi sebesar USD40 miliar (sekitar Rp568 triliun).
Lantas, pernahkah Anda bertanya-tanya siapa CEO Canva yang menjadi otak dari platform tersebut?
Mengenal otak dibalik kesuksesan Canva
Adalah Melanie Perkins dan suaminya, Cliiff Obrecht, yang menjadi sosok-sosok di balik terbentuknya Canva.
Masing-masing telah mengantongi kekayaan sebesar USD5,9 miliar (setara dengan Rp83,7 triliun).
Bahkan Perkins yang baru menginjak usia 34 tahun sudah menjadi perempuan terkaya nomor dua di Australia, tepat di bawah Gina Rinehart yang mempunyai kekayaan sebesar USD17,9 miliar.
Dari mana pendiri Canva dapat uang? Selain berbagai desain dan fitur yang dikelola para user, kolaborasi dengan klien-klien terpercaya membantu Perkins mengembangkan Canva.
Bukan cuma itu, dia juga mempunyai sumber kekayaan lain dari bisnis bijih besi.
Perkins dan sang suami pun telah berkomitmen mendonasikan sebagian besar saham yang dimiliki di Canva ke yayasan yang masih berada di bawah naungan perusahaan, Canva Foundation.
Berawal dari keresahan selama mengajar desain grafis
Canva kini menjadi solusi pemula yang tak punya kemampuan mendesain.
Pertanyaan-pertanyaan seperti apakah Canva bisa bikin CV atau slide presentasi kini sudah terjawab dengan aneka template dan elemen yang tersedia.
Siapa sangka hal tersebut berhubungan dengan keresahan Perkins saat menjadi freelancer program desain grafis pada 2008.
Pada saat itu, belum ada banyak platform desain yang mudah diakses
Bersama sang suami, Perkins mengembangkan Canva hingga Canva Pro yang dikenal sekarang.
Bahkan mereka berhasil menggaet investor-investor besar seperti Sequoia Capital Global Equities dan Franklin Templeton.
Kendati sudah berkembang pesat, Canva tak berhenti berinovasi.
Anda sebagai user perlu cermat pula saat memakainya.
Misalnya dari memperhatikan apakah logo di Canva boleh digunakan karena terkait lisensi atau mengecek berapa kapasitas penyimpanan Canva sebelum memakai cloud storage sebagai penyimpanan desain.
Baca juga: