Prospek bisnis asuransi terpantau masih cukup stabil di awal tahun 2020.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pendapatan premi perusahaan asuransi umum tumbuh sebesar 16,69 persen secara Year on Year (yoy) dari Rp 6,59 triliun menjadi Rp 7,69 triliun di Januari 2020.
Kondisi tersebut turut dirasakan oleh BRI Insurance yang terus mencatatkan kinerja positif.
Menghadapi gejolak ekonomi akibat pandemi Covid-19, BRI Insurance melakukan berbagai inovasi melalui transformasi bisnis jangka pendek.
Fankar Umran, Direktur Utama BRI Insurance, meyakini bahwa di tengah masa sulit seperti sekarang, transformasi dibutuhkan untuk merespon perubahan yang terjadi di masyarakat (Tribunnews, 04/08/2020).
Adapun aktivitas jangka pendek yang dilakukan adalah transformasi digital marketing dengan menggunakan channel distribusi digital.
BRI Insurance meluncurkan aplikasi BRINS Mobile yang dapat melayani kebutuhan nasabah untuk memilih sendiri produk asuransi sampai mengajukan klaim secara online.
Fankar menyatakan pihaknya terus melakukan pemetaan mengenai posisi BRI Insurance di pasar dan industri.
Dirinya bahkan meyakini BRI Insurance akan menjadi yang terbaik di kelasnya paling tidak dalam jangka waktu tiga tahun ke depan.
Untuk target jangka menengah, perseroan melakukan segmentasi bisnis pada segmen mikro, ritel, korporasi, dan syariah.
BRI Insurance juga fokus dalam menciptakan ruang bisnis dengan induk usahanya, yaitu Bank BRI.
Berawal dari menyediakan perlindungan untuk nasabah Bank BRI, kini produk BRI Insurance sudah meluas hingga ke masyarakat umum.
Produknya cukup lengkap, seperti asuransi kesehatan, syariah, properti, kendaraan, kebakaran, kecelakaan diri, pengangkutan, kapal laut, satelit, sampai minyak dan gas.