Pemerintah resmi mengalihkan sahamnya di Permodalan Nasional Madani (PNM) dan Pegadaian kepada Bank BRI untuk menandai pembentukan holding ultra mikro.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Pelaksanaan ini ditandai dengan dilakukannya penandatanganan akta inbreng antara Bank BRI, Pegadaian, dan PNM pada 13 September 2021.
Erick Thohir, Menteri BUMN, mengungkapkan bahwa pembentukan holding dilakukan demi memenuhi target pemerintah untuk menyediakan porsi pembiayaan sektor ultra mikro hingga 30% pada 2024 (Cnbcindonesia, 14/09/2021)..
Ketidakpastian ekonomi global akibat pandemi Covid-19 memberi dampak kepada semua lini bisnis, tidak terkecuali sektor UMKM dan ultra mikro.
Erick Thohir melihat fakta di lapangan bahwa PNM dan BRI memberikan kontribusi ekonomi yang luar biasa.
Dirinya tidak ingin hanya BUMN yang tetap untung di masa pandemi ini, sehingga dibentuklah holding ultra mikro untuk menciptakan keseimbangan.
Langkah keseimbangan ini sudah mulai ditempuh oleh Bank BRI dengan cara mengurangi pembiayaan untuk sektor korporasi.
Setelah pembiayaan korporasi berkurang dari 40% menjadi 18%, maka perseroan bisa meningkatkan pembiayaan kepada sektor UMKM.
Suahasil Nazara, Wakil Menteri Keuangan, menyatakan holding ini akan membuat UMKM berperan penting dalam pemulihan ekonomi nasional.
Pelaku usaha mikro yang sudah masuk ke ranah perbankan dan menerima pembiayaan dipercaya akan naik kelas dengan cepat.
Dalam kegiatan holding ultra mikro ini, Bank BRI menggelar penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).
Bank BRI menawarkan sebanyak-banyaknya 28,213 miliar Saham Baru Seri B dengan nominal Rp 50 per saham.
Artikel menarik lainnya:
Perluas Pasar, Bank BRI Incar 30 Juta UMKM Ultra Mikro
Catat! Ini Kolaborasi BRI, Pegadaian, dan PNM Agar UMKM Naik Kelas
Pembentukan Holding Ultra Mikro Bank BRI, Pegadaian, PNM Untuk Kemajuan UMKM