Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memberi izin untuk pembentukan bank digital atau neo bank sehingga memudahkan operasional perbankan di tengah pandemi.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Ke depannya, bank digital ini bisa menjalankan bisnis hanya melalui kanal elektronik.
Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan Bank BRI, menyatakan bahwa Bank BRI sendiri telah melakukan transformasi digital sejak 2017 (Republika, 22/01/2021).
Oleh karena itu, bank yang dekat dengan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) ini telah siap menuju era bank digital.
Bank BRI telah menerapkan business process reengineering, misalnya dengan aplikasi BRISPOT yang mempercepat proses penyaluran kredit.
Penerapan lainnya adalah pemanfaatan 466 ribu Agen BRILink (branchless banking agent) yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Perseroan juga sudah mengembangkan digital payment ecosystem berwujud BRI API yang memudahkan BRI untuk berpartner dengan banyak fintech dan e-commerce.
Selain itu, BRI mengenalkan fitur digital loan, seperti Pinang, Ceria, dan Kece.
Dengan beragam teknologi ini, Haru yakin bahwa BRI tidak lagi bergantung pada kantor fisik untuk memberikan layanan perbankan.
Sementara itu Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto menambahkan perusahaan memperkuat BRImo sebagai solusi finansial yang terintegrasi pada customer.
Untuk pemberdayaan UMKM, BRI menyediakan solusi melalui platform digital yang menyasar segmen mikro, salah satunya melalui https://pasar.id/.
Dalam beberapa tahun terakhir, transaksi digital meningkat secara signifikan, tetapi keberadaan kantor cabang tetap diperlukan untuk menjaga aktivitas perbankan.
Perpaduan antara kantor fisik dan bank digital menjadi strategi pelayanan service excellence BRI untuk menjawab karakter nasabah Indonesia.
Artikel menarik lainnya:
Syarat Pengajuan dan Jenis KPR Bank BRI