Garuda Indonesia melakukan restrukturisasi utang kepada kreditur perbankan, termasuk dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Negara Indonesia (BNI).
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Kedua bank pemerintah tersebut sepakat mengonversi sebagian pinjaman jangka panjang Garuda menjadi pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo pada 2026.
Manajemen Garuda juga mengungkapkan bahwa Bank Mandiri telah menyetujui perpanjangan pinjaman hingga Desember 2021 dan menangguhkan kewajiban clean-up pinjaman (Kontan, 30/06/2021).
Kabar ini tentu menjadi angin segar bagi maskapai penerbangan tersebut setelah kondisi keuangannya sempat carut-marut akibat pandemi Covid-19.
Efek pandemi global memaksa pemerintah untuk melakukan pembatasan aktivitas luar ruangan, sehingga frekuensi traveller jadi menurun drastis.
Selain persetujuan restrukturisasi pinjaman dari BRI, BNI, dan Mandiri, Garuda Indonesia juga mendapat bantuan napas dari kebijakan perbankan non-Himbara.
Beberapa lembaga bank non-Himbara (Himpunan Bank Milik Negara) setuju untuk memberikan perpanjangan pinjaman.
Namun, manajemen Garuda Indonesia tidak menjelaskan skema restrukturisasi kredit yang telah disepakati dengan perbankan non-Himbara secara lebih detail.
Berdasarkan laporan per akhir September 2020, pinjaman jangka pendek Garuda kepada perbankan mencapai US$ 754,3 juta.
Adapun pinjaman jangka panjangnya berada di nominal US$ 260,95 juta, dimana US$ 92,6 juta diantaranya jatuh tempo dalam waktu setahun.
Kreditur Garuda berasal dari beragam bank, yakni BNI, BRI, Bank Mandiri, BCA, Bank Permata, Bank Panin, ICBC, Bank of China Limited, Bank CTBC, Bank KEB Hana Indonesia, dan HSBC.
Sedangkan pinjaman jangka panjang berada di BRI, BNI, Indonesia Infrastructure Finance (IIF), Bank Maybank Indonesia, dan BCA.
Artikel menarik lainnya:
Berapa Kode Bank BNI Saat Transfer dari Bank Lain?