Berbagai langkah dirumuskan pemerintah yang berkaitan dengan penyelamatan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) perlahan mulai menunjukkan dampak positif.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Supari, Direktur Bisnis Mikro Bank BRI, menyatakan fakta bahwa aktivitas ekonomi di segmen UMKM sudah mulai menggeliat, sehingga perlu diberi dukungan agar aktivitas bisnisnya benar-benar pulih kembali (Cnbcindonesia, 07/08/2020).
Salah satu indikatornya adalah penurunan restrukturisasi kredit yang diberikan Bank BRI di bulan Juni jika dibandingkan dengan statistik di dua bulan sebelumnya.
Supari memberi gambaran fokus aktivitas pemasar mikro Bank BRI pada April dan Mei yang meliputi 80 persen untuk restrukturisasi kredit.
Sedangkan di bulan Juni, fokus kegiatan berbalik menjadi 76 persen ekspansi kredit dan sisanya untuk restrukturisasi kredit.
Perubahan aktivitas yang terjadi di UMKM ini membuat penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) menjadi kencang lagi.
Bank BRI sendiri berhasil menyalurkan KUR senilai Rp 56 triliun kepada 2 juta nasabah hingga semester I 2020.
Nominal itu setara dengan 47% dari target penyaluran KUR yang dibebankan pemerintah ke Bank BRI untuk tahun 2020, yakni sebesar Rp 120,2 triliun.
Supari meyakini bahwa ritme penyaluran KUR ini sudah on track dan perseroan optimis sanggup memenuhi target pemerintah.
Terobosan lain yang dilakukan oleh Bank BRI untuk menyelamatkan UMKM adalah membuat skema kredit baru yang menyasar nasabah mikro existing, yaitu Kupedes Bangkit.
Kupedes Bangkit berwujud pemberian grace period pembayaran pokok selama enam bulan pertama, sehingga nasabah cukup membayar bunganya saja.