Rencananya BRI Agro akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 2,15 miliar saham dengan nominal Rp 100/saham (Cnbcindonesia, 23/08/2021). Adapun jumlah itu setara dengan 9,96% saham yang ditempatkan dan disetor perusahaan.
Dana hasil right issue BRI Agro ini akan digunakan untuk penguatan modal kerja dalam rangka penyaluran dana berbasis digital. Nantinya, harga right issue ini akan sama dengan batasan harga terendah saham yang diperdagangkan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai.
Penetapan harga akan tetap memperhatikan kondisi terakhir dari makroekonomi, industri perbankan, pasar modal, kinerja BRI, dan masukan dari pemegang saham. Untuk mengeksekusi rencana ini, perseroan akan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 27 September 2021.
Setelah aktivitas right issue, kepemilikan BRI akan meningkat dari 86,06% menjadi 87,19%. BRI Agro sendiri saat ini sedang melakukan pengembangan produk pinjaman digital dengan berkolaborasi bersama perusahaan financial technology (fintech).
Perseroan memang telah mendaftarkan BRI Agro ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk beralih menjadi bank digital. Sunarso, Direktur Utama Bank BRI, mengungkapkan bahwa BRI Agro akan menjadi kendaraan BRI untuk bersaing di ranah bank digital.
Persiapan untuk menuju itu tentu ada banyak, mulai dari kesiapan SDM, target pasar, infrastruktur, hingga produk yang akan dijual. Maka dari itu, aktivitas BRI Agro right issue 2021 juga bermanfaat untuk mempercepat tujuan BRI Agro.
Designed by Alexander Rabu